LDII Gaungkan Gerakan “Selesaikan Sampah dari Rumah” pada HPSN 2025
3 mins read

LDII Gaungkan Gerakan “Selesaikan Sampah dari Rumah” pada HPSN 2025

Jakarta (21/2) ldiimuba.or.id – Dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025, DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) mengajak masyarakat untuk mengubah pola pikir dalam pengelolaan sampah melalui gerakan “Selesaikan Sampah dari Rumah”. Gerakan ini sejalan dengan tema HPSN tahun ini, “Kolaborasi untuk Indonesia Bersih”, yang menekankan pentingnya pengelolaan sampah secara terintegrasi.

Ketua DPP LDII Korbid Litbang, IPTEK, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup (LISDAL), Prof. Dr. Sudarsono, menegaskan bahwa sampah bukan sekadar persoalan membuang limbah ke luar rumah, tetapi juga tentang tanggung jawab individu dalam mengelola sampah sejak dari sumbernya.

Anggapan bahwa sampah sudah hilang begitu keluar dari rumah adalah keliru. Justru semakin panjang rantai perjalanan sampah, semakin besar masalah sosial dan finansial yang muncul,” ujar Guru Besar Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.

Menurutnya, beberapa kota besar di Indonesia, seperti Bandung dan Yogyakarta, bahkan telah menyatakan kondisi darurat sampah akibat sistem pengelolaan yang belum optimal. Oleh karena itu, diperlukan perubahan cara pandang dan pola pikir dalam menangani sampah agar tidak semakin membebani lingkungan.

LDII Dorong Model Zero Waste di Pesantren

Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, LDII telah lama menerapkan prinsip zero waste di berbagai pondok pesantren pusatnya, seperti di Kediri, Gadingmangu Jombang, dan Kertosono Nganjuk. Program ini mengedepankan pemilahan sampah sejak dari sumbernya, dengan mekanisme:

✅ Sampah organik diolah menjadi pakan maggot untuk peternakan dan kompos.
✅ Sampah anorganik yang dapat dimanfaatkan diolah menjadi kerajinan tangan.
✅ Sampah anorganik lainnya didaur ulang atau digunakan untuk produksi arang aktif dan asap cair.

Dengan sistem ini, pondok pesantren dapat mengelola sampah secara mandiri, mengurangi ketergantungan pada tempat pembuangan sampah, dan memberikan manfaat ekonomi bagi santri.

Menjadikan Pengelolaan Sampah sebagai Ibadah

Anggota LISDAL DPP LDII, Erni Suhaina, menambahkan bahwa pengelolaan sampah merupakan bagian dari perwujudan 29 karakter luhur yang diajarkan LDII.

Setiap individu adalah produsen sampah. Oleh karena itu, mereka harus bertanggung jawab dengan memilah dan memilih sampah sesuai jenisnya, mengurangi timbulan sampah, serta mendaur ulang untuk meningkatkan nilai ekonominya,” tuturnya.

Erni juga menekankan konsep circular economy, di mana sampah tidak hanya dikelola tetapi juga diolah menjadi produk bernilai ekonomi. LDII aktif mengadakan pelatihan daur ulang sampah di pondok pesantren dan komunitas masyarakat untuk meningkatkan kesadaran serta keterampilan dalam memanfaatkan sampah.

“Mengelola sampah bukan sekadar kebersihan fisik, tetapi juga ibadah dan bentuk syukur kepada Allah atas nikmat bumi yang harus dijaga,” imbuhnya.

Dukungan LDII terhadap Aksi Nasional HPSN 2025

Sejalan dengan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup tentang HPSN 2025, LDII berkomitmen untuk mendukung aksi nasional dalam pengelolaan sampah di delapan lokasi utama, yakni pantai, gunung, kawasan mangrove, desa, pesantren, pasar, sekolah, dan kampus.

Melalui gerakan “Selesaikan Sampah dari Rumah”, LDII berharap dapat menginspirasi masyarakat luas untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan langkah sederhana yang dimulai dari diri sendiri dan keluarga.

“Kebersihan adalah bagian dari iman. Dengan mengelola sampah secara bijak, kita tidak hanya menjaga lingkungan tetapi juga menjalankan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari,” pungkas Sudarsono.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *