
Truk Terguling Nurani Terkikis
Ketika sebuah truk terguling di jalan raya, seharusnya yang muncul adalah empati. Namun, yang viral belakangan ini justru adalah penjarahan massal, sembako disapu habis, pengemudi dibiarkan. Ini bukan sekadar insiden. Ini adalah cermin retaknya nilai kemanusiaan kita.
Apa yang membuat masyarakat berubah begitu liar? Dari sisi psikologi massa, ketika seseorang berada dalam kerumunan, ia cenderung kehilangan identitas moralnya. Perilaku buruk menjadi “sah” saat dilakukan bersama-sama. Ditambah lagi, media sosial memperparah: aksi penjarahan tak lagi tabu, tapi tontonan.
Namun faktor paling menusuk mungkin adalah realitas sosial: kemiskinan yang akut, rasa putus asa, dan negara yang tak cukup hadir. Tapi tetap, kekurangan bukan alasan untuk kehilangan etika. Menjarah truk yang terguling bukanlah mengambil rezeki—itu menjarah dari mereka yang sedang ditimpa musibah.
Ini bukan soal hukum saja, tapi soal hati nurani yang perlahan mati. Kita sedang menghadapi darurat empati. Jika tak segera disadarkan, kita bukan hanya kehilangan barang, tapi kehilangan sisi manusia kita sendiri.(Ds)