Tahun Baru dalam Perspektif Agama, Usia, dan Ujian Akhir Zaman
3 mins read

Tahun Baru dalam Perspektif Agama, Usia, dan Ujian Akhir Zaman

Tahun baru selalu menjadi momen refleksi bagi banyak orang, baik dari sudut pandang agama maupun sosial. Dalam perspektif agama, pergantian tahun seharusnya bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga renungan tentang waktu yang berlalu dan bagaimana waktu itu digunakan untuk memperbaiki diri. Dalam konteks usia, tahun baru mengingatkan kita bahwa hidup adalah perjalanan menuju akhirat, yang setiap detiknya harus dipertanggungjawabkan.

Tahun Baru dalam Pandangan Islam
Islam mengajarkan bahwa waktu adalah salah satu nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada manusia. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran” (QS Al-Asr: 1-3). Pergantian tahun menjadi pengingat bagi umat Islam untuk mengevaluasi diri dan meningkatkan amal ibadah.

Makna Usia dalam Perspektif Waktu
Usia yang bertambah berarti berkurangnya jatah hidup di dunia. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya” (HR Ahmad). Hal ini menunjukkan bahwa usia bukan sekadar angka, tetapi tentang bagaimana kualitas amal yang dilakukan selama hidup. Tahun baru harus menjadi titik awal untuk memperbaiki diri, bukan sekadar rutinitas tahunan.

Fitnah Akhir Zaman: Peringatan dari Nabi
Rasulullah SAW telah memperingatkan umatnya tentang fitnah akhir zaman. Beliau bersabda, “Akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh penipuan. Ketika itu, orang yang jujur dianggap pembohong, sedangkan yang berbohong dipercaya. Orang yang amanah dianggap khianat, dan pengkhianat dianggap amanah” (HR Ahmad). Fenomena ini sudah banyak kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti maraknya hoaks, kerusakan moral, dan hilangnya nilai-nilai kejujuran.

Sikap Bijak Menghadapi Kerusakan Zaman
Sebagai individu, sikap bijak yang harus diambil adalah dengan memperkuat iman dan ilmu. Rasulullah SAW bersabda, “Islam dibangun di atas lima perkara…” (HR Bukhari & Muslim), salah satunya adalah menegakkan shalat. Ini menunjukkan pentingnya kembali kepada ajaran dasar agama sebagai fondasi untuk bertahan di tengah fitnah akhir zaman.

Peran Orang Tua dalam Membentengi Generasi
Orang tua memegang peran kunci dalam membimbing anak-anak menghadapi tantangan zaman. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS At-Tahrim: 6). Orang tua harus menjadi teladan dalam akhlak mulia, mendidik anak-anak dengan ilmu agama, serta menjauhkan mereka dari pengaruh buruk lingkungan.

Tanggung Jawab Masyarakat
Sebagai bagian dari masyarakat, kita juga bertanggung jawab untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman” (HR Muslim). Sikap proaktif dalam menghadapi kerusakan sosial dapat mencegah meluasnya keburukan.

Pentingnya Pendidikan Karakter
Menghadapi era kerusakan moral, pendidikan karakter menjadi solusi utama. Ponpes Taufiqurrohman mengajarkan 29 karakter mulia yang meliputi jujur, amanah, sabar, dan syukur. Pendidikan ini harus dimulai dari keluarga, diperkuat di sekolah, dan diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

Refleksi dan Harapan di Tahun Baru
Tahun baru adalah momen yang tepat untuk mengevaluasi diri dan memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama manusia. Harapannya, pergantian tahun menjadi awal baru untuk meningkatkan kualitas hidup, baik secara spiritual maupun sosial.

Mengembalikan Makna Waktu
Dalam menghadapi fitnah akhir zaman, penting bagi individu, keluarga, dan masyarakat untuk kembali kepada nilai-nilai Islam yang mulia. Tahun baru tidak hanya menjadi perayaan, tetapi momentum untuk introspeksi, memperbaiki diri, dan mempersiapkan bekal menuju akhirat. Dengan sikap bijak dan usaha bersama, tantangan akhir zaman dapat dihadapi dengan optimisme dan keimanan yang kokoh.(ds)

Balai Agung. Ahad,20 Jumadil Ahir 1446.H
DaudSobri Ketua DPD LDII Muba

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *