
Refleksi Akhir Tahun: DPP LDII dan LDII Muba Bersinergi Tangkal Kemerosotan Moral demi Menjaga Nilai Kebangsaan
Jakarta ldiimuba.or.id | (31/12) – Peradaban manusia terus berkembang dengan pesat, didorong oleh kemajuan teknologi. Namun, sering kali kemajuan ini tidak diimbangi dengan penguatan moralitas. Hal ini menjadi sorotan Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, dalam refleksi akhir tahun menyambut 2025, Selasa (31/12/2024).
Menurut KH Chriswanto, teknologi selalu memiliki dua sisi. “Teknologi mempermudah kehidupan manusia, tetapi efek negatifnya sering kali muncul karena lemahnya kemampuan manusia mempertahankan nilai-nilai moral,” ungkapnya. Ia mencontohkan revolusi industri yang dimulai dengan penemuan mesin uap pada abad ke-18. Di satu sisi, teknologi ini mempercepat produksi, namun di sisi lain menimbulkan eksploitasi buruh. Hal serupa juga terjadi dengan perkembangan internet dan ponsel cerdas, yang meski mempermudah komunikasi, turut menjadi media penyebaran pornografi hingga radikalisme.
“Perkembangan teknologi menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI,” ujar alumni Teknik Perkapalan ITS dan Newcastle University itu.
Ia juga menyoroti perbedaan antara budaya Barat yang menonjolkan hak individu dengan budaya Timur yang menekankan keseimbangan hak dan kewajiban. “Keseimbangan ini yang menjadikan bangsa Indonesia memiliki empati tinggi dan semangat gotong royong,” tegasnya.
KH Chriswanto mengingatkan generasi muda agar tidak terjebak dalam hedonisme dan konsumerisme. Ia mengajak menjadikan 2024 sebagai momentum evaluasi diri untuk mencapai target-target yang lebih progresif pada 2025.
Tantangan Moralitas di Era Modern
Senada dengan KH Chriswanto, Dewan Penasehat DPP LDII KH Edy Suparto mengutip hadis Rasulullah yang menyebutkan bahwa zaman mendatang akan lebih buruk dari sebelumnya. “Teknologi memang memberikan kemudahan, tetapi juga membuka pintu-pintu kemaksiatan seperti judi online, pornografi, prostitusi, hingga narkoba,” jelasnya.
KH Edy Suparto menyoroti gawai sebagai salah satu pintu godaan moral. “Banyak anak muda yang awalnya hanya ingin eksis di dunia maya, namun berakhir dalam perbuatan maksiat, dari chatting tidak pantas hingga perjudian online,” ungkapnya. Ia menegaskan pentingnya introspeksi diri dan penguatan nilai-nilai moral, terutama melalui kegiatan positif seperti pengajian akhir tahun.
“Pengajian ini adalah cara konkret untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan kesungguhan ibadah generasi muda, sekaligus mempertahankan nilai-nilai moral mereka,” tuturnya.
LDII Musi Banyuasin Ikut Berperan
Ketua DPD LDII Kabupaten Musi Banyuasin, H. Daud Sobri, menyatakan pihaknya sejalan dengan arahan DPP LDII dalam pembinaan generasi muda.
“Kami berikhtiar agar generasi penerus LDII tidak terseret dalam arus dekadensi moral yang semakin marak. Program-program LDII Muba, seperti pengajian rutin, pelatihan Pramuka, dan asrama pendidikan karakter, menjadi upaya nyata kami dalam membangun moral generasi muda,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan yang memadukan penguatan iman dan pembentukan karakter seperti yang telah dilaksanakan di Muba, merupakan kontribusi LDII dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan sekaligus mencetak generasi berakhlak mulia yang mampu berkontribusi positif bagi bangsa.
Dengan refleksi ini, DPP LDII bersama seluruh jajarannya berharap tahun 2025 menjadi awal baru untuk mengatasi tantangan moral dan menjaga nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
LINES DPP, editor Hilman Fi ‘ilmi.