
Pengurus Ponpes Taufiqurrohman Tilik Wanhat LDII Muba
Kepedulian Antar Sesama: Menjenguk Orang Sakit dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sunah
Islam mengajarkan kepedulian terhadap sesama sebagai salah satu nilai luhur yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Menjenguk orang sakit adalah salah satu bentuk nyata kepedulian tersebut. Tidak hanya sebagai bentuk solidaritas, perbuatan ini juga bernilai ibadah dan memiliki keutamaan besar sebagaimana diajarkan dalam Al-Qur’an dan sunah Rasulullah SAW
Anjuran Al-Qur’an untuk Peduli Sesama
Al-Qur’an mengingatkan umat Islam agar peduli terhadap sesama, terutama mereka yang sedang dalam kesulitan atau membutuhkan perhatian. Dalam Surah Al-Ma’un, Allah SWT mengecam orang yang mengabaikan kepedulian sosial:
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.” (QS. Al-Ma’un: 1-3)
Meskipun ayat ini berbicara tentang anak yatim dan fakir miskin, semangatnya mencakup semua bentuk perhatian kepada sesama, termasuk menjenguk orang sakit. Ini adalah bagian dari manifestasi kasih sayang yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Teladan Rasulullah tentang Menjenguk Orang Sakit
Rasulullah SAW memberikan perhatian besar terhadap orang yang sedang sakit. Dalam berbagai riwayat, beliau secara langsung menunjukkan kepeduliannya dengan menjenguk sahabat dan kerabat yang membutuhkan dukungan.
Dalam salah satu hadis, Rasulullah SAW bersabda:
“Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya ada lima: menjawab salam, mengunjungi yang sakit, mengikuti jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan yang bersin.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa menjenguk orang sakit bukan hanya sunnah, tetapi juga termasuk hak yang harus dipenuhi sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan ukhuwah Islamiyah.
Keutamaan menjenguk orang sakit juga dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW:
“Barang siapa menjenguk orang sakit, maka ia senantiasa berada dalam rahmat Allah hingga ia kembali.” (HR. Ahmad)
Adab Menjenguk Orang Sakit
Islam tidak hanya menganjurkan menjenguk orang sakit, tetapi juga menetapkan tata cara yang menunjukkan kelembutan dan penghormatan. Beberapa adab penting saat menjenguk orang sakit antara lain:
1. Niat Ikhlas
Menjenguk orang sakit dilakukan semata-mata karena mengharap ridha Allah SWT, bukan demi kepentingan duniawi.
2. Doa Kesembuhan
Rasulullah SAW menganjurkan agar mendoakan kesembuhan bagi orang yang sakit. Salah satu doa yang diajarkan adalah:
“As-alullaha al-‘azhiima rabbal ‘arsyil ‘azhiimi an-yasyfiyaka.”
(Aku memohon kepada Allah yang Maha Agung, Tuhan pemilik ‘Arsy yang agung, agar menyembuhkanmu). (HR. Tirmidzi)
3. Tidak Berlama-lama
Kunjungan hendaknya tidak mengganggu waktu istirahat pasien, kecuali jika kondisi pasien memungkinkan untuk berbincang lebih lama.
4. Membawa Kabar Baik
Menjenguk orang sakit harus memberikan semangat, optimisme, dan kabar baik yang dapat meringankan beban psikologis pasien.
Pesan Sosial Menjenguk Orang Sakit
Menjenguk orang sakit bukan sekadar tradisi, tetapi juga cerminan dari nilai-nilai Islam yang mengajarkan kasih sayang dan persaudaraan. Perbuatan ini menguatkan ikatan sosial, menumbuhkan empati, dan menanamkan kesadaran akan pentingnya bersyukur atas nikmat kesehatan yang diberikan Allah SWT.
Seorang Muslim yang menjenguk saudaranya yang sakit tidak hanya mendapat pahala, tetapi juga turut menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi yang bertanggung jawab terhadap sesama.
Menjenguk orang sakit adalah amalan sederhana namun berdampak besar, baik bagi pasien maupun bagi yang menjenguk. Selain menguatkan ukhuwah Islamiyah, perbuatan ini juga merupakan salah satu bentuk ibadah yang dijanjikan pahala besar oleh Allah SWT.
Semoga umat Islam senantiasa menjadikan kepedulian terhadap sesama sebagai bagian dari praktik keseharian, sehingga tercipta masyarakat yang penuh kasih sayang dan saling mendukung dalam kebaikan. Wallahu a’lam.(dS)
Balai Agung Jum’at 27 Rabi’u tsani 1446
foto : (25/11/24) Ruang Tembesu 4 RSUD Sekayu pengurus Ponpes Taufiqurrohman sungain Lilin. Bp Ngatmin Prasodjo dan Ustd ius Rustandi Tilik H Ikhwan Syamsuddin wanhat LDII Muba.