
Karakter Enam Thobiat Luhur: Membentuk Generasi Penerus yang Berakhlak Mulia
# 29 Karakter Luhur
Membangun Generasi Berkarakter Islami
Pembentukan karakter generasi penerus (generus) menjadi prioritas dalam mendidik anak-anak agar tumbuh menjadi individu yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu upaya ini tercermin dalam penerapan Enam Thobiat Luhur yang diusulkan oleh PPG (Pembinaan Pendidikan Generus). Enam karakter ini mencakup nilai-nilai luhur yang selaras dengan ajaran Islam, didukung oleh dalil Al-Qur’an dan hadits.
1. Rukun
Rukun berarti membangun keharmonisan dan hubungan baik dengan siapa pun. Generasi penerus diajarkan untuk:
Bergaul dengan akhlak mulia tanpa menyakiti orang lain.
Tidak membedakan satu sama lain dalam berteman.
Menjauhi sifat iri, dengki, dan perilaku negatif lainnya.
Dalil Al-Qur’an:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.” (QS. Ali Imran: 103).
Hadits:
“Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzalimi, meninggalkan, atau menghinanya.” (HR. Muslim).
2. Kompak
Kekompakan mencerminkan solidaritas dan kerja sama. Generasi penerus diajarkan untuk:
Mendukung teman dalam menjalankan tugas.
Musyawarah untuk keberhasilan bersama.
Menghadiri undangan dan menjenguk teman yang sakit.
Dalil Al-Qur’an:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah: 2).
Hadits:
“Barang siapa meringankan kesulitan seorang mukmin di dunia, Allah akan meringankan kesulitannya di akhirat.” (HR. Muslim).
3. Kerja Sama yang Baik
Kerja sama yang baik mencakup kepedulian terhadap sesama dalam menyelesaikan tugas. Generasi diajarkan untuk:
Menghargai kerja orang lain.
Membantu teman dalam amal sholeh.
Mengupayakan hasil usaha halal untuk mendukung jamaah.
Dalil Al-Qur’an:
“Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. As-Saff: 4).
4. Jujur
Kejujuran adalah inti dari akhlak mulia. Generasi penerus diajarkan untuk:
Berkata benar dan tidak menipu.
Mengakui kesalahan jika berbuat salah.
Dalil Al-Qur’an:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At-Taubah: 119).
Hadits:
“Hendaklah kamu bersikap jujur, karena kejujuran menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan menuntun ke surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).
5. Amanah
Amanah berarti menjalankan tanggung jawab dengan baik. Generasi penerus diajarkan untuk:
Menyampaikan titipan kepada yang berhak.
Menjaga kepercayaan yang diberikan.
Dalil Al-Qur’an:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.” (QS. An-Nisa: 58).
Hadits:
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah.” (HR. Ahmad).
6. Mujhid-Muzhid
Mujhid-Muzhid menanamkan semangat bekerja keras dan hidup hemat. Generasi penerus diajarkan untuk:
Menabung dan menghindari pemborosan.
Merawat barang-barang yang dimiliki.
Dalil Al-Qur’an:
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqan: 67).
Hadits:
“Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang hartanya, dari mana ia memperolehnya, dan ke mana ia membelanjakannya.” (HR. Tirmidzi).
Penutup
Penerapan Enam Thobiat Luhur ini diharapkan melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia, selaras dengan visi Islam untuk membangun umat yang rahmatan lil ‘alamin. Dengan bimbingan ajaran Islam, generasi penerus dapat menjadi teladan dan pembawa manfaat bagi masyarakat.(ds).