Melonggarkan Diri Demi Ibadah: Prioritas Tidak Boleh Ditunda
Balai Agung, (20/1) ldiimuba.or.id Dalam pengajian rutin, Ketua DPD LDII Muba, H. Daud Sobri, menegaskan pentingnya memprioritaskan ibadah di tengah kesibukan duniawi.ia mengangkat konsep “melonggarkan” sebagai kredo yang mencerminkan usaha seorang hamba dalam mengutamakan ibadah kepada Allah.
Menurut beliau, kondisi “tidak longgar” bukan berarti tidak ada waktu, melainkan waktu yang tersedia harus disempatkan, meski di tengah kesibukan.
“Kewajiban ibadah itu harus dinomorsatukan, diutamakan, dan diprioritaskan,” tegas H. Daud Sobri.
Dalam Islam, waktu adalah amanah yang sangat berharga, dan salah satu dalil yang mendasari hal ini adalah hadits qudsi:
Hadits Qudsi
تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي أَمْلَأُ صَدْرَكَ غِنًى وَأَسُدُّ فَقْرَكَ
Artinya:
“Luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, maka Aku (Allah) akan memenuhi dadamu dengan rasa kaya (kecukupan) dan menutup kefakiranmu.”
(HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Hikmah Melonggarkan Waktu untuk Ibadah
1. Menjaga Ketentraman Hati
Melonggarkan waktu untuk ibadah memberikan kedamaian batin dan ketenangan jiwa. Orang yang dekat dengan Allah akan merasakan kecukupan meskipun secara materi belum sempurna.
2. Keberkahan Waktu
Ketika waktu digunakan untuk ibadah, Allah akan memberkahi sisa waktu lainnya sehingga urusan dunia terasa lebih ringan dan tertata.
3. Keseimbangan Dunia dan Akhirat
Ibadah adalah bentuk pengingat bahwa kehidupan di dunia ini bersifat sementara. “Prinsipnya, untuk urusan akhirat kita harus bertindak seolah-olah mati besok, sedangkan untuk urusan dunia kita bisa berpikir seolah hidup selamanya,” jelas H. Daud Sobri.
Mahfuzat: Siapa yang Bersungguh-Sungguh Akan Mendapatkan
مَنْ جَدَّ وَجَدَ
Artinya:
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkan hasilnya.”
Effort Menuju Prioritas Ibadah
H. Daud Sobri juga menjelaskan bahwa “melonggarkan waktu” untuk ibadah memerlukan usaha nyata, seperti:
Manajemen Waktu yang Baik: Mengatur jadwal agar ada waktu khusus untuk shalat, mengaji, dan ibadah lainnya.
Disiplin: Membiasakan diri memulai hari dengan ibadah wajib, seperti shalat Subuh tepat waktu.
Motivasi Internal: Mengingat bahwa ibadah adalah kewajiban, bukan pilihan.
Beliau menutup dengan pesan, “Mari kita jadikan ibadah sebagai prioritas utama, karena waktu untuk akhirat itu terbatas, sedangkan urusan dunia bisa menunggu.”
Contributor : Hilman ds