LDII Apresiasi Pengakuan UNESCO terhadap Warisan Budaya Takbenda Indonesia
2 mins read

LDII Apresiasi Pengakuan UNESCO terhadap Warisan Budaya Takbenda Indonesia

Jakarta – Pengakuan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) terhadap Reog Ponorogo, Kolintang, dan Kebaya sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia menjadi tonggak penting bagi Indonesia dalam memperkuat identitas kebangsaan di kancah internasional.

Ketua DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Bidang Pemuda, Kepanduan, Olahraga, Seni, dan Budaya (PKOSB), Edwin Sumiroza, menyambut baik pengakuan ini. Ia menegaskan bahwa LDII berkomitmen mendukung pelestarian budaya lokal sebagai bagian dari upaya menjaga warisan bangsa.

“Pengakuan ini menunjukkan apresiasi dunia terhadap kekayaan budaya kita. Ini adalah saat yang tepat bagi kita untuk lebih memperdalam pemahaman dan melestarikan warisan budaya Indonesia,” ujar Edwin saat diwawancarai di Jakarta, Senin (23/12).

Menurut Edwin, seni tradisional seperti Reog Ponorogo, Kolintang, dan Kebaya bukan hanya simbol identitas budaya, tetapi juga media memperkuat jati diri bangsa di tengah arus globalisasi. “Generasi muda perlu termotivasi untuk mengenal, mencintai, dan menghidupkan budaya dalam kesehariannya. Mengenal budaya asing adalah hal positif, namun budaya sendiri harus tetap menjadi prioritas,” tegasnya.

Dalam upaya konkret pelestarian budaya, LDII melalui Departemen PKOSB telah mengembangkan inovasi seperti senam tradisional yang menggabungkan seni budaya dengan olahraga. Inisiatif ini telah dipromosikan melalui berbagai kegiatan, termasuk di ranah internasional.

“Senam tradisional menjadi salah satu cara memperkenalkan kekayaan budaya kita kepada dunia. Melalui gerakan Pramuka, kami terus menanamkan kebanggaan terhadap tradisi bangsa,” kata Edwin.

Ia juga menyoroti pentingnya kreativitas dan pemanfaatan teknologi dalam era digital untuk melestarikan budaya. Menurutnya, teknologi adalah alat strategis untuk mempromosikan budaya nasional secara global sekaligus menciptakan peluang ekonomi.

“Generasi muda LDII didorong untuk memanfaatkan teknologi, baik melalui media sosial maupun platform digital lainnya, sehingga budaya tradisional kita dapat lebih dikenal dan diapresiasi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Edwin menekankan pentingnya kolaborasi dengan komunitas budaya lain untuk memperkuat jejaring pelestarian. Dalam acara RAYA, misalnya, LDII bekerja sama dengan komunitas Kebaya dan Noken untuk menghidupkan kembali tradisi lokal dalam bentuk yang relevan dan menarik bagi generasi muda.

“Kami membuka ruang kolaborasi untuk memastikan pelestarian budaya berjalan seiring dengan dakwah, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh semua kalangan,” tambahnya.

Sebagai penutup, Edwin mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk aktif berperan dalam pelestarian budaya. “Budaya adalah amanah yang harus kita jaga. Dengan mencintai budaya sendiri, kita tidak hanya menjaga identitas bangsa tetapi juga mengangkat derajat Indonesia di mata dunia,” pungkasnya.

Sumber LINES Editor : Daud Sobri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *