
Dampak Buruk Gadget pada Anak
Pemaparan Olka Sabaruddin di Ponpes Taufiqurrohman
Sungai Lilin, (15/1) ldiimuba.or.id – Sekretaris DPD LDII Musi Banyuasin, Olka Sabaruddin, menyampaikan materi tentang “Dampak Buruk Gadget pada Anak” di hadapan para pengurus PC dan PAC LDII se-Kecamatan Sungai Lilin, bertempat di Aula Pondok Pesantren Taufiqurrohman. Acara ini menjadi bagian dari upaya LDII untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya mendidik generasi muda dengan pendekatan yang bijak terhadap teknologi.
Dampak Gadget terhadap Perkembangan Anak
Dalam paparannya, Olka menjelaskan bahwa penggunaan gadget secara berlebihan pada anak dapat memberikan dampak negatif signifikan terhadap kesehatan fisik, mental, dan perilaku. Ia memaparkan beberapa poin utama:
1. Gangguan Perkembangan Otak
“Pada usia dini, otak anak masih dalam tahap perkembangan. Terlalu banyak waktu di depan layar dapat mengurangi stimulasi sensorik yang dibutuhkan untuk perkembangan otak yang optimal,” jelas Olka.
Anak yang terlalu sering menggunakan gadget berisiko mengalami keterlambatan bicara dan penurunan kemampuan kognitif.
2. Gangguan Kesehatan Fisik
Paparan layar gadget yang terlalu lama dapat menyebabkan gangguan penglihatan seperti mata kering dan kelelahan mata.
Kurangnya aktivitas fisik akibat bermain gadget memicu obesitas pada anak.
3. Pengaruh Negatif terhadap Mental dan Emosi
Olka mengingatkan bahwa akses tak terbatas ke konten di gadget dapat memicu kecemasan, depresi, hingga perilaku agresif pada anak.
“Mereka cenderung membandingkan diri dengan orang lain di media sosial, yang dapat menurunkan rasa percaya diri,” tambahnya.
4. Penurunan Interaksi Sosial
Penggunaan gadget yang berlebihan menggantikan waktu bermain dan berinteraksi secara langsung dengan teman atau keluarga.
Anak menjadi lebih individualis dan kurang terampil dalam membangun hubungan sosial.
Solusi Bijak bagi Orang Tua dan Pengurus LDII
Olka juga memberikan beberapa solusi strategis bagi para orang tua dan pengurus LDII:
1. Batasi Penggunaan Gadget
Orang tua dan guru harus membuat aturan tegas mengenai durasi penggunaan gadget, terutama pada anak usia dini.
2. Fokus pada Aktivitas Interaktif
Ajak anak mengikuti kegiatan edukatif berbasis nilai agama dan sosial, seperti Pramuka, olahraga, atau pengajian rutin.
3. Edukasi tentang Konten Positif
“Pilihkan konten yang mendidik dan sesuai dengan nilai-nilai agama serta budaya,” tegas Olka.
4. Berikan Keteladanan
Orang tua dan pengurus LDII harus menjadi contoh dalam penggunaan gadget yang sehat dan bijak.
Peran LDII dalam Menangani Tantangan Teknologi
Olka menegaskan bahwa LDII, melalui berbagai programnya seperti Pramuka berbasis karakter dan kajian rutin, memiliki peran penting dalam membimbing generasi muda untuk menggunakan teknologi dengan bijak. “Melalui pembinaan 29 karakter mulia, kita mampu mencetak generasi yang tidak hanya profesional, tetapi juga religius dan bermoral tinggi,” tutupnya.
Acara ini mendapat apresiasi dari para pengurus PC dan PAC LDII Sungai Lilin yang hadir. Mereka sepakat untuk menjadikan materi ini sebagai acuan dalam pembinaan anak-anak dan remaja di wilayah masing-masing.
Laporan KIM ldiimuba editor Emir Haromain