Sungai Lilin, Muba (30/6) – ldiimuba.or.id – Tahun Baru Islam 1447 Hijriyah menjadi momen penting bagi umat Islam untuk merefleksikan perjalanan spiritual, sosial, dan kebangsaan. Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah bukan hanya perpindahan fisik, namun simbol transformasi menuju masyarakat yang lebih beradab, harmonis, dan bertauhid.

Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, dalam pernyataannya beberapa waktu lalu menekankan bahwa Tahun Baru Hijriyah adalah saat yang tepat untuk memperkuat komitmen dalam memperbaiki diri dan lingkungan. Ia menegaskan pentingnya semangat hijrah sebagai refleksi perubahan positif, bukan sekadar peringatan seremonial. Menurut beliau, masyarakat Indonesia perlu meneladani nilai-nilai hijrah dalam kehidupan sehari-hari: meninggalkan sifat buruk, memperbaiki akhlak, memperkuat ukhuwah, dan membangun peradaban yang berlandaskan nilai-nilai Islam.

Menanggapi hal ini, Ketua DPD LDII Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Daud Sobri, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Komunikasi, Informasi, dan Media (KIM) DPW LDII Sumsel serta Kepala Pondok Pesantren Taufiqurrohman Sungai Lilin, mengajak seluruh masyarakat untuk menyambut Tahun Baru Islam dengan semangat hijrah yang konkret.

“Tahun Baru 1447 Hijriyah ini harus menjadi momentum bersama untuk hijrah — berpindah dari keterpurukan menuju perbaikan, dari ketidaktertiban menuju ketertiban, dari kemarahan menuju kesejukan, dan dari ibadah yang sekadarnya menjadi ibadah yang lebih tertib dan berkualitas,” ungkap Daud Sobri.

Ia menambahkan bahwa LDII Muba siap berkolaborasi dengan semua pihak dalam mewujudkan masyarakat yang religius, damai, dan produktif, sejalan dengan visi “Muba Maju Lebih Cepat dan Beradab”.

“Hijrah bukan hanya untuk individu, tapi juga untuk masyarakat dan pemerintahan. Mari bersama-sama kita tingkatkan akhlak, tertib dalam beragama, serta semangat gotong royong demi Muba yang lebih baik di masa depan,” tutupnya.

Tahun Baru Hijriyah 1447 H menjadi peluang emas bagi semua kalangan — ulama, tokoh masyarakat, pemerintah, dan generasi muda — untuk menata ulang orientasi hidup, membangun peradaban lokal yang unggul, serta menjadi bagian dari perubahan yang bermakna di tengah tantangan zaman.