Ketua Umum DPP LDII Ajak Jadikan Tahun Baru Islam sebagai Momen Refleksi untuk Meningkatkan Moralitas Bangsa
2 mins read

Ketua Umum DPP LDII Ajak Jadikan Tahun Baru Islam sebagai Momen Refleksi untuk Meningkatkan Moralitas Bangsa

Jakarta (26/6) ldiimuba.or.id – Tahun Baru Islam yang jatuh pada 1 Muharam bukan sekadar pergantian kalender, tetapi mengandung makna historis dan spiritual yang mendalam. Momentum ini merujuk pada peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah, yang kemudian menjadi dasar penanggalan Hijriah—penanggalan resmi dalam Islam yang ditetapkan oleh Khalifah Umar bin Khattab atas usulan Ali bin Abi Thalib.

“Peristiwa hijrah adalah tonggak penting dalam sejarah Islam, ketika dakwah Rasulullah SAW memasuki fase baru yang lebih terorganisir dengan dukungan masyarakat Madinah,” ujar Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso.

Menurutnya, makna hijrah tak hanya sebatas perpindahan fisik, namun juga mencerminkan transformasi sosial, moral, dan spiritual yang sangat relevan bagi umat Islam, terutama dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia saat ini.

Ia menegaskan bahwa nilai-nilai dalam dakwah Islam, seperti keadilan sosial, sejalan dengan sila-sila dalam Pancasila dan amanah dalam Pembukaan UUD 1945. “Dakwah Islam bertujuan mewujudkan keadilan, sebagaimana cita-cita bangsa Indonesia untuk membangun masyarakat yang adil, makmur, dan berkeadilan sosial,” terangnya.

KH Chriswanto mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjadikan momen Tahun Baru Islam sebagai pengingat akan cita-cita luhur bangsa. Ia menekankan pentingnya konsistensi dalam menjalankan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 sebagai bentuk ‘hijrah’ kolektif menuju bangsa yang besar dan maju.

“Indonesia memiliki segala potensi untuk menjadi bangsa besar. Namun hal ini membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan moralitas yang tinggi untuk mengatasi tantangan seperti korupsi, kolusi, nepotisme, serta sikap individualistis,” ujarnya.

Ia menyoroti bagaimana praktik KKN yang masih marak menjadi penghambat kemajuan bangsa. “Sudah cukup kita menyaksikan triliunan rupiah dijadikan barang bukti. Dengan perbaikan moral di semua lapisan masyarakat, Indonesia bisa bangkit dan maju,” tambahnya.

KH Chriswanto juga menyoroti nilai-nilai luhur bangsa seperti gotong royong, persatuan, dan semangat kolektif yang perlahan mulai terlupakan. “Kita mulai lebih mementingkan hak daripada kewajiban, dan ini menjauhkan kita dari tujuan membangun kesejahteraan bersama,” tuturnya.

Menutup pernyataannya, ia mengajak seluruh rakyat Indonesia meneladani hijrah Rasulullah—berpindah dari zaman kegelapan menuju peradaban yang terang. “Bangsa ini tidak boleh terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan ketertinggalan. Dengan semangat hijrah, kita harus membebaskan diri dari ketergantungan dan menjadi bangsa yang mandiri di segala bidang,” pungkasnya.(ds)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *